Masih ingat terasa setahun lalu, pada jam ini, saya sedang menjawab pertanyaan di sebuah diskusi tentang media di Indonesia di ruang tunggu Instalasi Gawat Darurat RSCM Kencana.
Hari itu, 31 Mei 2020 adalah hari di mana kami mendapat kabar dari Prodia kalau Keliek ada dugaan terkena leukemia. Setelah membaca reportnya, saya dan Keliek, diantara bapak saya, langsung berangkat ke RSCM yah untuk mendapat pertolongan segera.
Hari itu merupakan hari terpanjang yang pernah saya rasakan. Dari siang saya menunggu di RS hingga malam. Ingin rasanya waktu itu membatalkan komitmen jadi pembicara, tapi saya butuh sesuatu yang mendistraksi rasa cemas saya. Akhirnya saya pun hadir di acara diskusi tersebut sambil menjelaskan keterbatasan yang saya hadapi saat itu.
Benar saja, sebelum diskusi selesai, saya harus cabut karena dipanggil dokter ke ruangan. Intinya Keliek harus segera dirawat karena kondisi yang lumayan gawat. Saya pun harus menunggu 3 jam lagi sebelum akhirnya Keliek bisa masuk ke ruangan.
Hampir jam 12 malam, Keliek akhirnya sudah bisa masuk ruangan, saya pun izin pulang karena belum bawa apa-apa ketika itu. Sesampainya di rumah, saya tidak bisa tidur. Saya pun minta bobo ditemani bapak dan ibu juga, tapi pikiran ini tetap ke mana-mana dan terus terjaga sampai pagi. Besoknya saya kembali lagi ke rs meski kurang tidur. Perjuangan selama kurang lebih 7 bulan dimulai hari itu.
Mengingat masa-masa itu masih membuat dada ini terasa sesak dan rasa sedih pasti langsung singgah. Sudah jauh-jauh hari saya mempersiapkannya, tapi rasa duka memang selalu datang tanpa permisi. Saya sempat cerita juga pada anak-anak, dan kata Nyala, anak yang masih berusia 5 tahun benar-benar yah…”Keka, gak usah ingat yang sedih-sedih dong, ingat-ingat Pagi dan Nyala saja yah” sambil menatap saya dengan mata bulatnya.
Baiklah, aku coba yah Nyala sayang, itu jawabku.
Hari ini hampir berlalu. Syukurlah hari ini lumayan sibuk juga, dari pagi sampai sore meeting tidak henti, lalu ada deadline mengerjakan proposal. Setelah itu menemani Pagi belajar menghadapi ujian hari Rabu besok.
Kami baru saja menyelesaikan doa rutin malam kami, sebentar lagi bersiap tidur. Saya bersyukur sekali bisa melewati hari ini dengan lumayan baik dan produktif, terima kasih buat Tuhan dan anak-anak yang selalu menemani. Terima kasihku untuk itu.